Anda ingat ketika Anda berada di rentang usia akhir belasan hingga 20 tahunan, dan Anda menjadi salah satu perempuan populer di kantor atau di komunitas Anda. Setiap kali Anda melangkahkan kaki ke suatu ruangan, rasanya setiap orang berhenti beraktivitas untuk memerhatikan Anda. Anda mungkin tidak cantik seperti model, tetapi Anda memiliki pembawaan diri yang asyik dan gaya berpakaian yang seru.
Tetapi sekarang, di rentang usia 30-40 tahun ini segalanya berubah. Tren pakaian yang ditawarkan di mal-mal rasanya tidak bersahabat lagi buat Anda. Anda tidak lagi dugem semalaman karena pukul 21.00 Anda sudah mengantuk dan harus menemani anak tidur. Brosur-brosur yang dikirimkan kepada Anda bukan lagi tentang kosmetik, distro, atau gadget terbaru, melainkan home appliance, paket liburan ke Eropa, atau kredit tanpa agunan dari bank.
Wow.... Bak mantan pejabat yang terkena post power syndrome, Anda pun terkena sindrom formerly hot: perempuan yang dulunya populer, tetapi kini luput dari perhatian. Anda tidak lagi langsing, tidak lagi selalu ada di tempat-tempat tongkrongan anak muda, tidak lagi menjadi bahan pembicaraan. Hal ini mungkin akan membuat Anda merasa ada yang hilang dari diri Anda, merasa tidak diinginkan, atau merasa ditinggalkan.
Stephanie Dolgoff, penulis buku My Formerly Hot Life: Dispatches from Just the Other Side of Young, menjabarkan apa yang terjadi pada para perempuan yang telah meninggalkan fase menjadi perempuan seksi di umur 20-an. Menurutnya, Anda tidak lagi dianggap seksi ketika:
* Tidak ada lagi teman-teman Anda yang menyampaikan bahwa si A atau si B sering membicarakan Anda, dan mengorek berbagai informasi mengenai Anda.
* Ketika Anda memasuki sebuah ruangan yang dipenuhi orang, Anda tidak lagi menjadi perhatian. Bahkan, pria-pria pun mengabaikan Anda, seolah Anda tidak ada di situ.
* Ketika Anda berusaha melihat-lihat t-shirt ketat di department store dan butuh bantuan pramuniaga, mereka akan berkata, "Buat anaknya ya, Bu?"
* Pria yang mendekati Anda di kendaraan umum sekarang menanyakan waktu karena mereka memang ingin tahu apakah mereka tidak terlambat, bukan untuk mengajak Anda bicara (lalu meminta nomor telepon).
* Waiter, pramuniaga, atau satpam, tidak lagi memanggil Anda "Mbak", tetapi "Bu".
Meskipun demikian, tidak berarti kehidupan dalam fase berikutnya, yaitu di usia 30-40 tahun, sama sekali membosankan. Dolgoff tidak ingin para perempuan berpikir seperti itu. Baginya, ada banyak keuntungan dengan menjadi perempuan yang tidak lagi populer dan khususnya, tidak lagi muda, di antaranya:
Anda tidak mudah terpengaruh orang lain
Saat masih remaja, atau usia awal 20-an, Anda mungkin menyukai lagu-lagu cinta yang mengisahkan patah hati, pengkhianatan, atau kesalahpahaman. Anda merasa lagu-lagu itu begitu nyambung dengan pengalaman Anda sendiri sehingga merasa diciptakan khusus untuk Anda.
Namun sekarang, setelah menikah dan memiliki anak, Anda merasa hidup itu datar-datar saja. Memang, agak membosankan ya, kalau Anda tidak bisa merasakan bagaimana jatuh cinta lagi, diputuskan, lalu menemukan pria baru lagi. Tetapi, dengan kehidupan yang tenang, Anda bisa tidur lebih nyenyak malam hari. Anda juga menyadari bahwa cara berpakaian Anda atau selera musik Anda tidak lagi dipengaruhi orang lain. Ketika ada mal baru atau rumah makan baru dibuka, Anda tidak khawatir dibilang "enggak gaul" karena belum mencobanya.
Anda tetap bisa membeli sepatu yang bagus
Ketika usia bertambah, Anda tak lagi memiliki kebebasan dalam memilih pakaian. Pada usia awal 20-an, Anda mungkin biasa mengenakan tank top, celana pendek, atau jaket dengan tudung kepala. Makin aneh dandanan Anda, makin Anda diperhatikan. Dan orang lain hanya tersenyum melihat kemudaan Anda. Tetapi kalau Anda memilih pakaian gaya anak muda sekarang, Anda mungkin akan dianggap lupa umur, atau mengalami krisis paruh baya. Betapa menusuk rasanya kata-kata tersebut.
Meskipun begitu, Anda bisa tetap mengekspresikan diri Anda melalui sepatu. Sepatu dengan manik-manik, kristal, gesper, atau sepatu berhak tinggi dengan model wedge, sling back, peep-toe, apa pun yang sedang nge-tren sekarang, Anda pun bisa memakainya.
Anda tidak diganggu pria-pria iseng lagi
Anda tentu kesal dengan pria-pria yang bersuit-suit setiap kali Anda muncul, atau bahkan nekat menguntit atau meminta nomor telepon Anda. Anda tidak diganggu anak-anak muda yang mengira Anda masih seumuran mereka karena kini Anda terlihat jauh lebih matang. Jikapun Anda menjalin persahabatan baru dengan seorang pria, hal itu pastilah melalui ajang yang lebih resmi. Entah itu melalui acara kantor, seminar, melalui teman, keluarga, dan lain sebagainya.
Anda menjadi lebih realistis
Ketika masih di usia awal 20-an, kehidupan yang sempurna menurut Anda adalah yang sering terlihat dalam film komedi romantis atau novel. Seorang pria yang layak dijadikan pasangan adalah pria yang tampan dan punya banyak kelebihan. Entah itu bermain musik, olahraga, atau merayu perempuan. Dalam kehidupan nyata pun Anda berpikir karena Anda cantik, Anda akan mendapatkan pria tampan yang setia pada Anda.
sumber: http://dunia-panas.blogspot.com/2010/12/9-keadaan-yang-membuat-wanita-merasa.html
Meskipun demikian, tidak berarti kehidupan dalam fase berikutnya, yaitu di usia 30-40 tahun, sama sekali membosankan. Dolgoff tidak ingin para perempuan berpikir seperti itu. Baginya, ada banyak keuntungan dengan menjadi perempuan yang tidak lagi populer dan khususnya, tidak lagi muda, di antaranya:
Anda tidak mudah terpengaruh orang lain
Saat masih remaja, atau usia awal 20-an, Anda mungkin menyukai lagu-lagu cinta yang mengisahkan patah hati, pengkhianatan, atau kesalahpahaman. Anda merasa lagu-lagu itu begitu nyambung dengan pengalaman Anda sendiri sehingga merasa diciptakan khusus untuk Anda.
Namun sekarang, setelah menikah dan memiliki anak, Anda merasa hidup itu datar-datar saja. Memang, agak membosankan ya, kalau Anda tidak bisa merasakan bagaimana jatuh cinta lagi, diputuskan, lalu menemukan pria baru lagi. Tetapi, dengan kehidupan yang tenang, Anda bisa tidur lebih nyenyak malam hari. Anda juga menyadari bahwa cara berpakaian Anda atau selera musik Anda tidak lagi dipengaruhi orang lain. Ketika ada mal baru atau rumah makan baru dibuka, Anda tidak khawatir dibilang "enggak gaul" karena belum mencobanya.
Anda tetap bisa membeli sepatu yang bagus
Ketika usia bertambah, Anda tak lagi memiliki kebebasan dalam memilih pakaian. Pada usia awal 20-an, Anda mungkin biasa mengenakan tank top, celana pendek, atau jaket dengan tudung kepala. Makin aneh dandanan Anda, makin Anda diperhatikan. Dan orang lain hanya tersenyum melihat kemudaan Anda. Tetapi kalau Anda memilih pakaian gaya anak muda sekarang, Anda mungkin akan dianggap lupa umur, atau mengalami krisis paruh baya. Betapa menusuk rasanya kata-kata tersebut.
Meskipun begitu, Anda bisa tetap mengekspresikan diri Anda melalui sepatu. Sepatu dengan manik-manik, kristal, gesper, atau sepatu berhak tinggi dengan model wedge, sling back, peep-toe, apa pun yang sedang nge-tren sekarang, Anda pun bisa memakainya.
Anda tidak diganggu pria-pria iseng lagi
Anda tentu kesal dengan pria-pria yang bersuit-suit setiap kali Anda muncul, atau bahkan nekat menguntit atau meminta nomor telepon Anda. Anda tidak diganggu anak-anak muda yang mengira Anda masih seumuran mereka karena kini Anda terlihat jauh lebih matang. Jikapun Anda menjalin persahabatan baru dengan seorang pria, hal itu pastilah melalui ajang yang lebih resmi. Entah itu melalui acara kantor, seminar, melalui teman, keluarga, dan lain sebagainya.
Anda menjadi lebih realistis
Ketika masih di usia awal 20-an, kehidupan yang sempurna menurut Anda adalah yang sering terlihat dalam film komedi romantis atau novel. Seorang pria yang layak dijadikan pasangan adalah pria yang tampan dan punya banyak kelebihan. Entah itu bermain musik, olahraga, atau merayu perempuan. Dalam kehidupan nyata pun Anda berpikir karena Anda cantik, Anda akan mendapatkan pria tampan yang setia pada Anda.
sumber: http://dunia-panas.blogspot.com/2010/12/9-keadaan-yang-membuat-wanita-merasa.html
No comments:
Post a Comment