Monday, November 9, 2009

Bung Tomo-pun Geram, Surabaya Menjadi Pusaran Mafia Peradilan (Kasus KPK VS Polri)

Andai saja beliau masih ada, pasti beliau tidak rela bila kota Surabaya dikotori oleh para mafia-mafia keadilan

Andai saja beliau masih ada, pasti beliau tidak rela bila kota Surabaya dikotori oleh para mafia-mafia keadilan

Bila saja kita bisa mencurahkan perasaan hati kita, mengadukan isi hati kita pada orang-orang yang sudah wafat mendahului kita, maka ingin rasanya mengadu dan “sambat” pada Bung Tomo dimana beliau merupakan motor penggerak dari perjuangan arek-arek Suroboyo tahun 1945 dulu ketika kota Surabaya di serang habis-habisan oleh tentara sekutu yang dibonceng oleh Belanda (NICA). Lalu apa sih yang mau kau utarakan ke Bung Tomo bila saja dia bisa mendengarkanmu?

Aku sangat prihatin atas apa yang terjadi sekarang ini dimana ada suatu kasus besar yang sangat mengusik rasa keadilan dan hati nurani rakyat yang mendambakan penegakan keadilan bisa tegak di bumi Indonesia yang katanya sudah merdeka 63 tahun lalu dan kemerdekaan yang sangat mahal dibayar oleh para pejuang-pejuang, pahlawan -pahlawan yang telah merelakan nyawa dan apapun yang dimiliki untuk kita semua saat ini. Kasus apa sih, mungkin sebagian orang dalam beberapa minggu terakhir ini sangat terusik dengan perseteruan antara aparat penegak hukum di negara kita ini yang ditenggarai bisa terjadi seperti ini karena ada permainan para mafia kasus yang mana akan rela membayar materi untuk kepentingannya walaupun harus mengorbankan kepentingan rakyat, bangsa dan negara ini.

Kita bisa melihat betapa lamban dan bertele-tele bahkan semakin aneh saja kasus perseteruan lembaga-lembaga penegak hukum yang terlibat ini. Yang mengusik perasaanku sebagai arek Suroboyo adalah terkaitnya kota Surabaya dalam kasus ini, dimana para subyek yang terlibat didalamnya benar-benar pernah terkait dengan kota Pahlawan. Coba saja lihat data berikut ini:

Mereka yang terkait dengan kota Surabaya:

  • Susno Duaji, pernah menjabat Wakil Kapolwiltabes Surabaya.
  • Wisnu Subroto, pernah bertugas di Kejaksaan Negeri Surabaya.
  • Abdul Hakim Ritonga, pernah bertugas di Kejaksaan Negeri Tanjung Perak.
  • Ong Yuliana Gunawan, tukang pijat syaraf yang pernah terjerat kasus narkoba di Surabaya.
  • Anggoro Widjojo, pengusaha asal Surabaya.
  • Anggodo Widjojo, adik Anggoro, juga pengusaha asal Surabaya.
  • Ari Muladi, kelahiran Solo, selepas SMA pindah ke Surabaya.
  • Yulianto (sampai saat ini masih misterius)
  • Ade Rahardja (Ketua Penindakan KPK)

Saya tidak katakan nama-nama diatas adalah orang bermasalah dari Surabaya, paling tidak nama-nama diatas adalah orang-orang yang terlibat dalam pusaran kasus kriminalisasi KPK yang saat ini belum terlihat titik terang penyelesaiannya.
Mungkin saja kebetulan kok mereka semua diatas bila dikait kaitkan sangat terkait dengan kota Surabaya. Seperti diberitakan dibeberapa media massa duet pengusaha Anggoro dan Anggodo memulai karir bisnisnya dari Surabaya tepatnya di daerah Jl Karet (Bersebelahan dengan Jembatan Merah). Pernah sangat populer dengan menjadi bandar SDSB (Jaman sekarang Togel) namun dulu SDSB legal. Mungkinkan ikatan emosional diantara para aparat dan Anggodo-Anggoro diatas sudah pernah terjalin di kota Surabaya? tentunya hanya mereka yang mengetahuinya. Publik hanya menduga dan mengira ngira saja.

Kembali rasa keinginan curhat pada Bung Tomo, kota yang pernah mencatat dalam sejarah dunia dengan pejuang-pejuang yang gagah berani melawan tentara Sekutu yang bersenjata lengkap dan canggih saat itu. Arek-arek Suroboyo berhasil menjaga dan mengusir mereka dari bumi pertiwi ini. Bahkan seorang Jendral (Brigjen) Inggris Mallaby pun harus tewas dalam pertempuran di Surabaya, masih dalam rangka hari Pahlawan ini, sambat ku ke Bung Tomo, ” Bung tomo tolong bakar semangat para penegak keadialn ini agar berani mengatakan yang benar-adalah benar dan yang salah adalah salah. kalaupun diantara mereka ada yang sudah terlanjur salah, bukalah pikiran mereka dengan pidatomu yang mnggelegar agar mereka memakai nurani untuk mengakui kesalahan dan tidak membutakan nurani.

Namun kenyataan Bung Tomo sudah tiada aku pun tidak bisa sambat(mengeluh) dan curhat dengannya, akhirnya Aku bermunajat pada Yang Maha Kuasa, ya Allah, bukakan mata hati, pikiran dan nurani para penegak keadilan dan pemimpin negeri kami dari sifat tamak, dan takabur (Merasa benar sendiri), berilah kepada mereka kekuatan untuk menegakan hukum dengan seadil-adilnya, bila itu semua (hidayah) memang tidak mampu menggerkan hati mereka azablah mereka dengan seadil adilnya.
Akhirnya saya kutipkan kembali pidato Bung Tomo yang sangat heroik dan membahana dalam membakar semangat perjuangan, semoga saja bisa menggelegar dan menggetarkan kebenaran dalam hati kita masing-masing

Bismillahirrohmanirrohim..
MERDEKA!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia
terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya
kita semuanya telah mengetahui bahwa hari ini
tentara inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet
yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua
kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan
menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara jepang
mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan
mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera puitih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka

Saudara-saudara
di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan
bahwa rakyat Indonesia di Surabaya
pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku
pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi
pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali
pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan
pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera
pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di surabaya ini
di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing
dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung
telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol
telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana

hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara
dengan mendatangkan presiden dan pemimpin2 lainnya ke Surabaya ini
maka kita ini tunduk utuk memberhentikan pentempuran
tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri
dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya

Saudara-saudara kita semuanya
kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini
akan menerima tantangan tentara inggris itu
dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya
ingin mendengarkan jawaban rakyat Indoneisa
ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indoneisa yang ada di Surabaya ini
dengarkanlah ini tentara inggris
ini jawaban kita
ini jawaban rakyat Surabaya
ini jawaban pemuda Indoneisa kepada kau sekalian

hai tentara inggris
kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu
kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu
kau menyuruh kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu
tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita
untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada
tetapi inilah jawaban kita:
selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah! keadaan genting!
tetapi saya peringatkan sekali lagi
jangan mulai menembak
baru kalau kita ditembak
maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka

Dan untuk kita saudara-saudara
lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka
semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara
pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita

sebab Allah selalu berada di pihak yang benar

percayalah saudara-saudara
Tuhan akan melindungi kita sekalian

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
MERDEKA!!!


Sumber: http://ruanghati.com/2009/11/10/bung-tomo-pun-geram-surabaya-menjadi-pusaran-mafia-peradilan-kasus-kpk-vs-polri/

No comments:

Post a Comment